Tuesday, August 16, 2016

Dibalik Pencopotan Arcandra Tahar


Banyak yang berfikir tentang pemberhentian Arcandra Tahar merupakan keputusan yang tepat, ada juga yang mengamati jauh lebih dalam bahwa itu rencana Presiden Jokowi yang terlalu terburu-buru dan akhirnya patah begitu cepat, malah ada yang menyalahkan "Warga Negara Asing kok bisa lolos sampai dilantik menjadi menteri".

Memang untuk melakukan tindakan yang heroik, butuh kekuatan ekstra, apalagi ini menyangkut kepentingan orang banyak. Tentunya banyak pihak yang merasa tersakiti, karena ternyata tidak banyak orang yang mau berkorban untuk kepentingan rakyat secara tulus.

Dalam kasus Arcandra Tahar, saya setuju dengan ulasan Partai Sosial media yang mengatakan bahwa Presiden Jokowi ditekan habis-habisan dari segala penjuru mata angin. Puncaknya ketemulah celah untuk mencopot menteri yang baru menjabat hanya dalam waktu 21 hari.

Awal mula setelah dilantik, Candra langsung menyambangi KPK, dia meminta KPK masuk full mengaudit Kementrian ESDM dan membongkar kebobrokannya. Meskipun kepada media, candra mengatakan hanya berkenalan saja.

Nampaknya dalam pertemuan itu ada yang tidak pro dan membocorkan hasil pertemuan ini, yang pada intinya ingin membongkar mafia migas sampai ke akar-akarnya. Misalnya di masa Sudirman Said, dulu saat awal Pemerintahan Jokowi ada yg gembar - gembor masalah impor minyak murah dari Senegal? itu proyek gagal yang ditenggelamkan. Termasuk juga dokumen-dokumen petral dan mkasus MKK migas yang siap didiserahkan ke KPK. Berbeda dengan Sudirman Said, galak pada satu pihak tapi pro pada yang lain, Candra mempunyai misi membongkar kasus-kasus itu.

Kebayangkan apa yang dilakukan pihak-pihak yang merasa gerah dengan rencana Candra, mereka mencari celah bagaimana menjatuhkan Candra, ketemulah celah kasus paspor. Selanjutnya kita bisa lihat presiden @jokowi ditekan dari segala penjuru mata angin terkait kasus kewarganegaraan Candra ini, bahkan para pembantu dan orang2 dekatnya ikut menekan dengan cara tidak langsung.

Awalnya skenario yg disepakati utk meredam kasus ini adalah menonjolkan Arcandra masih warga negara Indonesia, sambil sebisa mungkin tidak mengakui secara langsung Arcandra pernah menjadi warga negara Amerika, namun akibat kepentingan yg tumpang tindih mk beberapa petinggi mulai seolah membela Arcandra seraya mengkonfirmasi kebenaran masalah paspor. Contohnya Yasonna Laoly yg kesannya membela Arcandra. Tapi kita tahu beliau lebih loyal kemana? . Begitu juga pernyataan Wiranto yang justru mengkonfirmasi kebenaran tuduhan terhadap Arcandra . Tak ketinggalan dengan Pak JK yg ikut menekan Presiden. Kita tahu SS adalah menterinya JK.

Sepintar apapun dia, sebaik apapun niatnya tetap saja kesalahan perihal status kewarganegaraan ini fatal, dan aturan tetaplah aturan. Maka presiden Jokowi tak diberi pilihan lain selain memberhentikan Arcandra sebagai menteri ESDM. Sebab jika tidak maka bukan mustahil masalah kewarganegaraan Arcandra ini jadi bumerang bagi pemerintahan Jokowi.

Demikian sekilas info dibalik kasus Arcandra. Masalah kewarganegaraannya itu adalah akibat, bukan sebab. Sebabnya adalah karena Arcandra terlalu pede mau bongkar2 kasus di ESDM. Akibatnya, muncul kasus kewarganegaraannya.

Tapi sekali lagi, aturan tetaplah aturan. Kita tak boleh patuh pada aturan yg hanya menguntungkan kita saja, tak bisa seperti itu, KPK tidak bisa semena2 main geledah tanpa ada kasus. Beda ceritanya jika orang dalam yang kasih info, Abraham Samad yg tak ada kasus diada2kan kasusnya, apalagi Arcandra yg bermasalah kewarganegaraannya.

Tidak ada kesimpulan dalam artikel ini, mari kita cermati

2 comments:

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan, semoga bermanfaat