Sunday, August 28, 2016

AWAS...!!! "Kere Munggah Bale" unen-unen wong jowo yang hari ini disalah tafsirkan


Istilah "Kere Munggah Bale" merupakan ungkapan lama yang didengungkan sejak zaman Kerajaan Mataram oleh walisongo. Sebenarnya wilayah yang disebut Nusantara itu satu-satunya wilayah yang paling unik, tidak ada di wilayah ini suatu daerah yang dinamakan gurun pasir, tandus dan gersang, semuanya hutan yang hijau, hamparan rumput dan alang-alang yang subur makmur, itulah mengapa dalam kamus bahasa jawa tidak mengenal istilah "Fakir dan Miskin", itu merupakan bahasa serapan yang dibawa oleh orang arab ke jawa. Begitu juga halnya dengan "Madhorot" yang merupakan bahasa yang dibawa orang-orang Persia, juga berasal dari bahasa arab, orang jawa sulit mengucapnya jadilah kalimat melarat.

Dalam catatan sejarah, Nusantara tidak pernah kekurangan pangan, bahkan tradisi kita membagi makanan, selametan, Barikan, dan lain sebagainya. itulah sebabnya Kerajaan-kerajan di Nusantara tidak pernah membuat sebuah program untuk mensejahterakan rakyatnya, karena memang rakyat Nusantara tidak pernah kekurangan pangan, dari yang cukup untuk dimakan sampai yang berlebih.

Ada satu tokoh dalam pewayangan jawa yang bernama "Kere", identik dengan kemiskinan, kekurangan pangan, tidak punya rumah, hidupnya susah, Siapa orang bernama KERE ini?

Kere adalah anak dari Togok, Togok adalah tokoh seberang, jadi yang "Kere" itu pasti orang asing yang masuk ke Nusantara. Walisongo membuat unen-unen semacam itu menjadi sebuah prinsip untuk menjaga orang jawa pribumi agar unggul dibanding dengan pendatang, tidak ada kesempatan bagi orang asing untuk menduduki posisi strategis di Nusantara, bahkan yang harus menjadi pejabat, pemimpin, pengajar agama adalah orang pribumi jawa, pendatang dalam hal ini orang luar yang bertujuan berdagang, penjelajah, bahkan penjajah sekalipun diposisikan sebagai strata lebih rendah dari pribumi jawa, hal ini juga merpakan bentuk penolakan dan perlawanan pribumi terhadap orang asing.

lha sekarang malah dibalik, "Awas, Kere munggah Bale" diucapkan pada sesama pribumi Nusantara. Kemana solideritas sesama pribumi Nusantara yang dikembangkan Walisongo?

*Hasil Refleksi Ngaji Sejarah Bersama KH. Agus Sunyoto,



0 Menurut Anda:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan, semoga bermanfaat